Kisah Gadis Mungil, Lepas dari Mucikari Hingga Dipaksa Nikah
By : Nanadiana
AGEN Poker – Sungguh pilu kehidupan yang dijalani Mawar (bukan nama asli), gadis
19 tahun ini. ABG yang hanya mengenyam pendidikan hingga kelas dua SMA
ini harus mengalami nasib tragis. Dia dipaksa melayani lelaki hidung
belang, dan jadi pelampias nafsu yang berpura-pura menolongnya.
Mawar asal Muara Dua, Oku Selatan, Palembang menyadari menjadi korban
perdagangan manusia, setelah dijadikan pemuas nafsu para hidung belang
di warung remang-remang di kota tersebut. Padahal, awalnya
gadis berkulit putih dengan paras wajah manis ini dijanjikan pekerjaan
di restoran di Lampung.
Sabtu kemarin, di Mapolresta Barelang sesekali Mawar menampakkan
keluguan dan kepolosannya membuat orang di sekitarnya menjadi tertawa
dan tersenyum.
Saat ditemui gadis yang mengenakan kaos merah dan rambut panjang ini
awalnya masih tampak trauma dan takut untuk menceritakan kisah pilu yang
ia alami dalam beberapa bulan terakhir.
Kemudian, setelah dibawa bercanda dan beberapa orang meyakinkannya
bahwa saat ini ia sudah aman, barulah kata demi kata keluar dari
mulutnya yang mungil.
Mawar mengaku awalnya ia dijanjikan pekerjaan oleh tetangganya di
kampung bernama Ririn. Dalam pengakuannya, Ririn menjanjikan pekerjaan
kepadanya di salah satu rumah makan yang terletak di Lampung, dengan
upah Rp 100.000 perharinya.
Setelah mendapat tawaran pekerjaan dari Ririn, hati Mawar gembira
bukan kepalang. Ia siap banting tulang demi membiayai sekolah adiknya
agar tidak bernasib sama dengannya dan bisa membantu perekonomian
keluarganya.
“Saya SMA tidak tamat, sekolah hanya sampai kelas dua SMA aja,”
ungkapnya saat ditemui di Setral Pengaduan Kepolisian Terpadu (SPKT)
Mapolresta Barelang, Rabu (20/4) sore.
Mawarpun tak menunggu waktu lama dan langsung mengabari orang tuanya
di rumah terkait pekerjaan itu. Lantas ia meminta restu kepada orang
tuanya agar bisa pergi ke Lampung untuk bekerja.
Karena yang menawarkan pekerjaan itu adalah tetangganya sendiri,
Mawar dan orang tuanya pun tidak menaruh curiga sedikit pun kepada
Ririn.
Akhirnya, tepat pada tanggal 5 Februari 2016 Mawar berangkat
meninggalkan rumahnya dengan harapan yang telah memuncak dan semangat
yang telah menggebu-gebu.
Dalam perjalanan pertamanya, ia berangkat dari kampung halamannya menuju Palembang dengan menggunakan taksi bersama Ririn.
Di sela-sela pembicaraannya dengan supir taksi, tanpa sepengetahuan
Ririn, rupanya Mawar telah diperingatkan oleh supir taksi untuk
hati-hati dalam menerima pekerjaan. Namun, Mawar mengacuhkannya dan
lebih mempercayai Ririn.
“Dia udah bilang untuk nyuruh aku pulang. Nanti kamu dijual orang,”
ungkap Mawar sembari menirukan perkataan ucapan supir taksi itu.
Sesampainya mereka di Palembang, Ririn bukannya mengajak Mawar
menaiki bus dengan tujuan Lampung, ia justru dibawa oleh Ririn menuju
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
“Saya tanya, kenapa gak menaiki bus menuju lampung. Lalu dia meminta saya untuk diam saja dan mengikutinya,” terangnya.
Rasa penasaran Mawar mulai dari bandara hingga dalam pesawat makin
bertambah. Di dalam hati ia sebenarnya ingin sekali bertanya kepada
Ririn kemana tujuan mereka. Tapi karena perasaan takut ia mengurungkan
niatnya untuk bertanya.
Setelah mendarat di Bandara Hand Nadim Batam, akhirnya Mawar tahu
saat itu ia sedang berada di Batam setelah membaca tulisan-tulisan yang
terpampang di sepanjang jalan. Ia dibawa ke Tanjunguncang, ke tempat
seorang wanita bernama Dewi.
Setelah sampai di tempat Dewi yang terletak di Simpang Hyundai
Tanjunguncang, Mawar langsung di suruh berkenalan dengan semua orang
yang ada di cafe remang-remang itu.
Dewi adalah kakak dari Ririn. Selain adik dari Dewi, Ririn juga
merupakan salah satu Pekerja Seks Komersial (PSK) di tempat kakaknya.
Mawar baru mengetahui hal ini setelah beberapa lama ia terpasung di
dunia malam itu.
Setelah melakukan perkenalan dengan semua orang yang berada di cafe
itu. Di hari keduanya Mawar langsung dipaksa memakai pakaian yang serba
terbuka demi menarik perhatian para lelaki hidung belang.
Mawar kemudian dipaksa oleh Dewi yang juga merupakan maminya untuk
melayani hasrat laki-laki hidung belang. Jika menolak melayani
laki-laki, siksaan dari mami telah menanti Mawar.
Mawar pun akhirnya hanya bisa pasrah menjalani kehidupan barunya.
Mempunyai wajah yang ayu dan tubuh yang langsing, tentu saja membuat
Mawar menjadi incaran utama setiap tamu yang datang.
Karena Mawar selalu menerima tamu, tentu saja hal ini menjadi
kecemburuan dari teman-teman seprofesinya. Mawar mengaku selalu diancam
bahkan hingga dicekik oleh teman-temannya yang lain.
“Mereka pernah nyekik aku, dan bilang jangan ambil tamu orang lain,” cerita Mawar dengan polosnya.
Hari demi hari harus dilewati Mawar dengan perasaan sedih yang cukup
mendalam dan terpaksa. Hingga suatu hari Mawar pun mencoba kabur di saat
yang lainnya tertidur pulas.
“Aku kaburnya jam 7 pagi, saat itu semuanya sedang tidur,” lanjutnya.
Dalam pelariannya, Mawar tidak tahu kemana arah dan tujuan dari
pelariannya. Setelah berlari dan berjalan akhirnya Mawar berjumpa dengan
Ardian. Seketika itu juga Mawar langsung sedikit menceritakan apa yang
dialaminya dan meminta tolong kepada Ardian.
Ardian akhirnya setuju untuk menolong Mawar dan membawa Mawar ke
rumahnya untuk bersembunyi sementara waktu. Setelah melewati beberapa
waktu dalam persembunyiannya, akhirnya Dewi pun mengetahui persembunyian
Mawar.
Seketika itu juga Dewi langsung menemui Ardian untuk mengembalikan
Mawar. Namun Ardian tidak begitu saja menyerahkan Mawar kepada Dewi.
Namun Dewi tetap bersikukuh untuk tetap ingin membawa Mawar kembali.
Setelah melewati perdebatan yang cukup alot, akhirnya Ardian bisa
membawa Mawar dengan syarat membayar uang sebesar Rp 4 juta sebagai
pembayaran utang Mawar kepada Dewi selama ini.
“Dia mintanya empat juta sebagai pembayaran utang aku dari tiket
keberangkatan ke Batam. Padahal setahu aku biaya tiket itu cuma
sejutaan,” cetusnya.
Adrian pun akhirnya setuju untuk membayar seluruh uang tersebut.
Namun, lagi-lagi kisah pilu dalam kehidupan Mawar semakin besar. Ardian
tidak hanya memberikan uang itu karena berniat ingin menolong. Sebagai
gantinya, Ardian meminta kepada Mawar harus mau menjadi istrinya.
Dengan perasaan terpaksa dan merasa hutang budi kepada Ardian,
akhirnya Mawar tidak mempunyai pilihan lain, selain menuruti kemauan
Ardian.
Beberapa waktu Mawar harus melewati kehidupannya yang semakin
tertekan karena tinggal bersama orang yang tidak dicintainya sama
sekali.
Akhirnya, Mawar mendapatkan kesempatan untuk kabur dari rumah itu.
Pada saat itu, Aridan sedang bermain futsal bersama teman-temannya.
Karena rumah yang saat itu kebetulan kosong, Mawar tidak menyiakan
kesempatan untuk kabur.
Dalam pelariannya, Mawar kembali merasa kebingungan, ia tidak tau mau dibawa kemana tubuhnya yang mungil itu.
Mawar kembali menemukan seseorang yang diharapkannya menjadi sesosok
malaikat penolongnya bernama John. Bersama John, Mawar kembali
menceritakan sedikit kisah pilunya.
Hingga akhirnya Mawar meminta tolong kepada John untuk memberinya uang Rp 1 juta demi biaya pulang kampung.
Karena saat itu John tidak mempunyai uang, akhirnya John membawa
Mawar ke rumahnya di salah satu perumnas yang terletak di Batuaji
sembari menunggu biaya untuk kepulangan Mawar ke kampung halamannya.
Kisah hidup Mawar bersama John tidak jauh berbeda dengan hidup yang
dijalani Mawar sebelumnya. Di dalam rumah John, Mawar juga harus
melayani John layaknya suami istri.
Namun setelah menunggu hampir sebulan, kebosanan Mawar memuncak, hingga akhirnya ia kembali kabur dari rumah John.
Dalam pelariannya, Mawar langsung menemui Ketua RT perumahan itu.
Kepada sang ketua RT, Mawar menceritakan semua yang dia alami di Batam
dan berharap mendapat surat keterangan domisili karena identitasnya di
tahan oleh Dewi.
Hingga akhirnya Mawar ditanyai oleh Ketua RT tempat asalnya dengan
tujuan agar Mawar dapat segera di pulangkan ke kampung halamannya
melalui paguyuban daerah asalnya di Palembang.
“Pak RT ini yang mengantarkan saya ke paguyuban, sampai saat ini saya datang ke kantor polisi,” terang Mawar.
Di kantor polisi Mawar mengaku masih dirundung ketakutan akan
keselamatan keluarganya di kampung. Sebab, Dewi pernah mengancam Mawar
apabila dirinya melaporkan kejadian ini kepada polisi.
“Saya takut keselamatan keluarga saya. Saya pernah diancam jika lapor
polisi, keluarga saya di kampung akan dibunuhnya,” terangnya lagi.
Saat ini tidak banyak keinginan yang ada di benak Mawar. Ia hanya
ingin segera pulang untuk bertemu dengan keluarganya dan berkumpul lagi
seperti sedia kala dengan keluarganya.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon